Kamis, 02 Mei 2013

Analisis kekalahan Real Madrid atas Dortmund

Hasil pertemuan pertama semi final Liga Champions musim ini memberi indikasi kuat akan terjadinya final sesama Jerman di Stadion Wembley pada 25 Mei 2013 nanti. Selang sehari setelah kemenangan Bayern atas Barcelona, Borussia Dortmund menundukkan juara Spanyol Real Madrid dengan skor yang tak kalah telak 4-1 pada 24 April 2013 lalu. Kedua kubu sama-sama memainkan pola 4-2-3-1. Tuan rumah Borussia Dortmund kembali diperkuat bek tangguh Mats Hummels yang telah pulih dari cedera. Sven Bender menggantikan kapten Sebastian Kehl berduet dengan Ilkay Guendogan di lini tengah. Di kubu Real Madrid, Jose Mourinho menempatkan Luka Modric di belakang penyerang tunggal. Mesut Oezil yang biasa bermain di belakang penyerang kali ini bermain di sayap kanan, menggeser Angel Di Maria ke bangku cadangan.  Transisi dan Umpan Cepat Dortmund.
Salah satu ciri permainan Dortmund adalah transisi permainan dan umpan yang mengalir cepat. Pada pertandingan semi final leg 1 melawan Real Madrid mereka menunjukkan mengapa gaya main tersebut mengantarkan mereka juara Bundesliga dua musim berturut-turut. Pada saat kehilangan bola, para pemain Dortmund berusaha merebut bola sebelum masuk ke daerah pertahanan mereka. Setiap pemain Madrid menguasai bola, setidaknya ada dua pemain Dortmund membayangi dan siap merebut bola. Setelah kembali memenangkan bola, Dortmund memainkan umpan cepat dari sayap. Menyadari dua pemain sayap Madrid, Oezil dan Cristiano Ronaldo kurang efektif dalam membantu pertahanan, Juergen Klopp menugaskan Mario Goetze untuk ikut membanjiri sektor sayap Madrid. Umpan cepat dan pergerakan Goetze di sayap inilah yang mengawali proses terjadinya gol pertama Robert Lewandowski. Usai Guendogan mengantisipasi serangan Madrid, ia melepas umpan ke Schmelzer di kiri. Pada saat yang bersamaan Goetze ikut bergerak di sayap kiri. Schmelzer menusuk dari sayap dan memainkan umpan cepat dengan Guendogan dan Goetze. Banyaknya pemain Dortmund di sayap kiri membuat Goetze bebas melepas umpan silang yang diselesaikan oleh Robert Lewandowski.  
Pola Serangan Madrid.
Penempatan Luka Modric sebagai gelandang serang nampaknya bertujuan memberi Madrid kemampuan lebih untuk menguasai lini tengah. Sayangnya hal ini justru menganggu pergerakan Ronaldo. Luka Modric berbeda dengan Mesut Oezil yang gemar bergerak ke sayap untuk memberi ruang CR7 menusuk ke tengah. Luka Modric yang jarang melebar ke sayap membuat Ronaldo tak memiliki ruang di tengah untuk masuk.   Hal ini diperparah dengan penempatan Mesut Oezil di sayap kanan. Oezil yang secara natural adalah gelandang tengah memiliki kecenderungan untuk bergerak menusuk ke tengah. Menumpuknya Modric dan Oezil di tengah membuat Ronaldo terpaku di sayap kiri.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Softskill. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Blogger Showcase