Hasil pertemuan pertama semi final Liga Champions musim ini memberi
indikasi kuat akan terjadinya final sesama Jerman di Stadion Wembley
pada 25 Mei 2013 nanti. Selang sehari setelah kemenangan Bayern atas
Barcelona, Borussia Dortmund menundukkan juara Spanyol Real Madrid
dengan skor yang tak kalah telak 4-1 pada 24 April 2013 lalu. Kedua
kubu sama-sama memainkan pola 4-2-3-1. Tuan rumah Borussia Dortmund
kembali diperkuat bek tangguh Mats Hummels yang telah pulih dari cedera.
Sven Bender menggantikan kapten Sebastian Kehl berduet dengan Ilkay
Guendogan di lini tengah. Di kubu Real Madrid, Jose Mourinho
menempatkan Luka Modric di belakang penyerang tunggal. Mesut Oezil yang
biasa bermain di belakang penyerang kali ini bermain di sayap kanan,
menggeser Angel Di Maria ke bangku cadangan. Transisi dan Umpan Cepat Dortmund.
Salah
satu ciri permainan Dortmund adalah transisi permainan dan umpan yang
mengalir cepat. Pada pertandingan semi final leg 1 melawan Real Madrid
mereka menunjukkan mengapa gaya main tersebut mengantarkan mereka juara
Bundesliga dua musim berturut-turut. Pada saat kehilangan bola,
para pemain Dortmund berusaha merebut bola sebelum masuk ke daerah
pertahanan mereka. Setiap pemain Madrid menguasai bola, setidaknya ada
dua pemain Dortmund membayangi dan siap merebut bola. Setelah
kembali memenangkan bola, Dortmund memainkan umpan cepat dari sayap.
Menyadari dua pemain sayap Madrid, Oezil dan Cristiano Ronaldo kurang
efektif dalam membantu pertahanan, Juergen Klopp menugaskan Mario Goetze
untuk ikut membanjiri sektor sayap Madrid. Umpan cepat dan
pergerakan Goetze di sayap inilah yang mengawali proses terjadinya gol
pertama Robert Lewandowski. Usai Guendogan mengantisipasi serangan
Madrid, ia melepas umpan ke Schmelzer di kiri. Pada saat yang bersamaan
Goetze ikut bergerak di sayap kiri. Schmelzer menusuk dari sayap dan
memainkan umpan cepat dengan Guendogan dan Goetze. Banyaknya pemain
Dortmund di sayap kiri membuat Goetze bebas melepas umpan silang yang
diselesaikan oleh Robert Lewandowski.
Pola Serangan Madrid.
Penempatan
Luka Modric sebagai gelandang serang nampaknya bertujuan memberi Madrid
kemampuan lebih untuk menguasai lini tengah. Sayangnya hal ini justru
menganggu pergerakan Ronaldo. Luka Modric berbeda dengan Mesut
Oezil yang gemar bergerak ke sayap untuk memberi ruang CR7 menusuk ke
tengah. Luka Modric yang jarang melebar ke sayap membuat Ronaldo tak
memiliki ruang di tengah untuk masuk. Hal ini diperparah
dengan penempatan Mesut Oezil di sayap kanan. Oezil yang secara natural
adalah gelandang tengah memiliki kecenderungan untuk bergerak menusuk ke
tengah. Menumpuknya Modric dan Oezil di tengah membuat Ronaldo terpaku
di sayap kiri.
0 komentar:
Posting Komentar